Sandiwara

 Naskah Sandiwara: Kabut di Pucak Mangu

Tema: Percintaan yang tumbuh dalam perjalanan

Penulis: ida Bagus Gede Mahayogi

Jumlah Adegan: 3

Pemain: Bayu, Anjani, Raka, Penjaga Pura, Narator (suara hutan)



---


ADEGAN 1: PERTEMUAN DI KAKI GUNUNG


(Di pos pendakian, pagi hari. Bayu dan Anjani bertemu secara kebetulan.)


Bayu:

(Hampir menabrak Anjani sambil membawa tas) Eh, maaf! Aku nggak lihat tadi.


Anjani:

(Tersenyum kecil) Nggak apa-apa. Kamu juga mau mendaki Pucak Mangu?


Bayu:

(Ikut tersenyum) Iya. Kamu juga?


Anjani:

(Nada ceria) Iya. Aku baru pertama kali mendaki sendiri. Agak gugup sih.


Bayu:

(Terkejut) Sendirian? Bahaya, lho. Kalau kamu mau, kita bisa mendaki bareng. Aku Bayu, by the way.


Anjani:

(Tersenyum) Aku Anjani. Baiklah, kalau nggak keberatan.


(Mereka memulai pendakian bersama, terlihat obrolan santai dan canda tawa mulai mengisi perjalanan.)



---


ADEGAN 2: DI TENGAH KABUT


(Kabut tebal turun, suasana menjadi mencekam.)


Anjani:

(Agak panik) Bayu, aku nggak bisa lihat apa-apa. Seram banget.


Bayu:

(Tenang) Jangan khawatir. Pegang tanganku, kita tetap di jalur.


(Tiba-tiba terdengar suara langkah berat. Mereka berhenti dan saling berpandangan.)


Penjaga Pura:

(Muncul perlahan dari balik kabut) Kalian sedang apa di sini?


Bayu:

(Sopan) Kami hanya ingin mendaki dan menikmati keindahan Pucak Mangu.


Penjaga Pura:

(Suaranya berat) Pucak ini bukan sekadar tempat. Banyak jiwa yang datang ke sini untuk mencari jawaban. Apakah kalian sudah siap menerima apa yang akan kalian temukan?


Anjani:

(Keheranan) Apa maksudnya, Bayu?


Bayu:

(Samar) Entahlah, tapi aku rasa ini lebih dari sekadar pendakian.


(Penjaga Pura menghilang di balik kabut. Bayu dan Anjani melanjutkan perjalanan dengan suasana hati yang berubah.)



---


ADEGAN 3: DI PUCAK MANGU


(Kabut perlahan memudar. Mereka duduk berdua di puncak, menikmati keindahan.)


Anjani:

(Terharu) Bayu, terima kasih sudah menemani aku. Kalau bukan karena kamu, mungkin aku nggak akan sampai di sini.


Bayu:

(Tersenyum hangat) Sama-sama, Anjani. Aku juga nggak nyangka perjalanan ini jadi begitu berarti.


Anjani:

(Pandangannya jauh) Penjaga pura tadi bilang, kita akan menemukan sesuatu. Menurutmu apa itu?


Bayu:

(Tatapannya lembut) Mungkin... jawabannya adalah kita.


(Anjani terkejut, lalu tersenyum malu. Bayu mengambil tangan Anjani dengan hati-hati.)


Bayu:

(Suara pelan) Anjani, aku nggak tahu bagaimana akhirnya, tapi aku ingin lebih lama mengenal kamu.


Anjani:

(Tersipu) Aku juga merasa begitu, Bayu. Mungkin... ini jawaban yang kita cari.


(Mereka saling tersenyum. Kamera menyorot kabut yang perlahan hilang, memperlihatkan pemandangan gunung yang indah.)


Narator (suara hutan):

Di bawah kabut yang menghilang, cinta baru tumbuh. Pucak Mangu tidak hanya menjadi saksi perjalanan, tetapi juga perasaan yang tumbuh perlahan.


(Lampu meredup, diiringi suara alam.)


SELESAI


Komentar

Postingan Populer