Pengertian Kurikulum dan Hakikatnya
Kurikulum merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan yang menentukan arah, isi, dan proses pembelajaran. Sebagai kerangka dasar, kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, baik di tingkat nasional, lokal, maupun institusional. Pemahaman tentang pengertian dan hakikat kurikulum penting bagi pendidik, peserta didik, serta seluruh pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
A.Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, istilah "kurikulum" berasal dari bahasa Latin curriculum, yang berarti lintasan atau jalur yang harus dilalui. Dalam konteks pendidikan, kurikulum dapat diartikan sebagai rencana atau program pembelajaran yang mencakup tujuan, isi, metode, dan evaluasi untuk mendukung perkembangan peserta didik.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Selain itu, beberapa ahli juga memberikan definisi:
1. Ralph W. Tyler menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang dirancang oleh sekolah untuk membantu siswa mencapai tujuan pendidikan.
2. Hilda Taba menyebutkan kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran yang sistematis dan terorganisasi.
B. Hakikat Kurikulum
Hakikat kurikulum terletak pada perannya sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini mencakup:
1. Sebagai Alat untuk Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Kurikulum dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan dan potensi peserta didik yang beragam, sehingga mampu menciptakan individu yang kompeten dan berkarakter.
2. Sebagai Pedoman dalam Proses Pembelajaran
Kurikulum berfungsi sebagai panduan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif. Hal ini mencakup pemilihan strategi, metode, dan media pembelajaran.
3. Sebagai Refleksi Nilai dan Budaya
Kurikulum merepresentasikan nilai, norma, dan budaya yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum harus relevan dengan konteks sosial dan budaya masyarakat.
4. Sebagai Dinamika yang Selalu Berkembang
Kurikulum bersifat dinamis dan harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Hal ini membuat kurikulum tidak pernah bersifat statis, melainkan terus diperbarui agar tetap relevan.
C. Komponen Utama Kurikulum
Agar dapat berfungsi secara optimal, kurikulum terdiri dari beberapa komponen utama:
1. Tujuan Pendidikan: Sasaran yang ingin dicapai melalui proses pendidikan.
2. Isi atau Materi Pembelajaran: Pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang akan diajarkan.
3. Proses atau Metode Pembelajaran: Pendekatan, strategi, dan teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi.
4. Evaluasi: Cara untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan.
D. Hakikat Kurikulum dalam Konteks Indonesia
Dalam konteks Indonesia, kurikulum memiliki peran penting dalam membangun karakter bangsa. Kurikulum tidak hanya fokus pada penguasaan akademik, tetapi juga pada pembentukan sikap, moral, dan keterampilan hidup. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar kurikulum nasional untuk menciptakan generasi yang menghargai keberagaman dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
Kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan, seperti transisi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran berbasis proyek, penguatan profil pelajar Pancasila, dan pengembangan kemampuan abad ke-21.
Kesimpulan
Kurikulum adalah elemen fundamental dalam dunia pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Hakikat kurikulum terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan potensi peserta didik, mencerminkan nilai budaya, dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Dalam pelaksanaannya, kurikulum harus dirancang secara komprehensif, relevan, dan fleksibel agar mampu menjawab tantangan pendidikan di masa depan.
Komentar
Posting Komentar